Sejarah Singkat VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie)

Berkas:VOC.svgMungkin kalian pernah mendengar kata "Kompeni". tapi apakah kalian tahu darimana asal kata ini? jawabannya dari VOC. VOC atau Vereenigde Oostindische Compagnie (dibaca: verenikhde ostindise kompanyi) atau arti secara harfiah berarti 'Perusahaan India Timur Bersatu' adalah sebuah perusahaan dagang yang diciptakan oleh Johan van Oldenbarenvelt dan State-General (semacam parlemen) Belanda pada 20 Maret 1602. perusahaan ini memiliki markas pusat di Amsterdam yang memiliki kamer (kamar dagang) atau wadah bagi para pedagang Belanda. terdapat 6 kamar dagang yaitu di Amsterdam, Middelburg, Enkhuizen, Delft, Hoorn, dan Rotterdam. perusahaan ini memiliki kepala bernama Heeren XVII atau Dewan Tujuh Belas, sebuah dewan direksi perwakilan dari 6 kamar dagang untuk mengatur perusahaan termasuk menunjuk dan memecat Gubernur Jenderal.

Perusahaan dagang ini pertama memusatkan konsentrasi di daerah kepulauan Maluku untuk melakukan perang dan mengusir Portugis dari tanah Maluku yang pertama, Belanda saat itu sedang berperang dengan Portugis dan kedua, Belanda ingin mengamankan kepulauan ini untuk komoditas pala. sebelumnya, VOC juga sudah memiliki pos penjagaan di Pulau Jawa tepatnya di Banten yang didirikan tanggal 1603. baru pada tahun 1611, Pieter Both, Gubernur Belanda Pertama yang jabatannya baru diciptakan setahun sebelumnya, mendirikan pos dagang kedua di Jayakarta yang kemudian diberi nama "Batavia", namun, pusat dagang pertama mereka tetap di Ambon. Ambon dirasa sebagai tempat yang tidak strategis karena tempatnya yang jauh dari Eropa dan tidak bisa langsung mengontrol perdagangan di wilayah dagangnya. ancaman dari Portugis di Selat Malaka dan dari Inggris yang mendirikan pos dagangnya di sejumlah tempat di Indonesia merupakan persoalan serius bagi Belanda. Belanda dan Inggris kemudian melakukan perjanjian untuk mengurangi ketegangan. namun, hal ini ternyata tidak cukup karena kedua belah pihak saling menaruh rasa curiga yang mengakibatkan sebuah tragedi yaitu "Pembantaian Amboyna" yang membunuh 20 orang dan 10 diantaranya adalah orang Inggris yang dituduh akan melakukan persekongkolan untuk membunuh Gubernur Hindia saat itu. akhirnya, markas dagang Hindia Belanda dipindahkan ke tempat yang dianggap lebih strategis yaitu ke Batavia oleh Jan Pieterzoon Coen pada tanggal 30 Mei 1619, menghancurkan pelabuhan Sunda Kelapa dan membangun Batavia yang lebih besar lagi untuk menjadi pusat dagang Belanda di Asia.

Perusahaan dagang ini tidak hanya berkutat di dalam kepulauan Nusantara saja, mereka juga melakukan perdagangan dengan negara Jepang, Cina, India untuk membawa komoditas-komoditas lain selain rempah-rempah seperti sutera, porselen, tekstil, kapas, perak dan tembaga. usaha dari perusahaan dagang ini pun tidak selamanya mulus. banyak hal-hal yang mengganggu. ancaman dari luar seperti Perang Inggris-Belanda ketiga, pertempuran melawan Portugis dan lainnya seta dari dalam seperti Perang Tahta Jawa, Perang Surabaya, dan Pengepungan Batavia banyak menguras keuangan dari perusahaan ini. pada tahun 1730, perusahaan VOC sudah mulai mengalami kemunduran. faktor-faktor kemundurannya adalah:

  • perubahan lingkungan politik dan ekonomi Asia, yaitu dipindahkannya pusat perdagangan India ke wilayah Bombay yang dikuasai Inggris yang kemudian memaksa VOC keluar dari wilayah-wilayah India seperti Malabar, Bengala, Persia dan Suratte yang menyebabkan area perdagangan menyusut menjadi hanya dari Ceylon menuju Kepulauan Nusantara yang akibatnya, profit menurun.
  • Pusat Dagang Asia di Batavia awalnya memberikan keuntungan karena Batavia merupakan tempat yang strategis untuk pemberhentian kapal dagang dari India atau Asia Timur dan kebijakan yang mengharuskan kapal dagang untuk melakukan pengiriman pertama ke Batavia kini kehilangan keuntungannya. terutama pada perdagangan teh dimana perusahaan dagang lain lebih memilih untuk membawanya langsung ke Eropa tanpa singgah ke Batavia.
  • Pegawai perusahaan melakukan korupsi besar-besaran. hal ini diakibatkan oleh gaji yang kecil serta larangan untuk menjual komoditas atas nama pribadi.
  • tingkat kematian dan potensi jatuh sakit yang sangat tinggi,
  • Pembagian laba yang lebih besar dari pemasukan. pada awal berdirinya, perusahaan ini memiliki kekayaan yang sangat besar sehingga pembagian saham pun juga cukup besar. pada tahun 1730, laba perusahaan mengalami penurunan drastis tapi pembagian laba hanya diturunkan sedikit dari angka semula
  • Biaya perang yang sangat tinggi karena harus melawan ancaman dari dalam dan luar.
perusahaan ini akhirnya dinyatakan bankrut dan dibubarkan oleh Persemakmuran/Republik Batavia pada 31 Desember 1799 setelah berusaha mengajukan pengorganisasian ulang dan gagal. VOC kemudian meninggalkan utang sebanyak 134 juta Gulden, gedung perusahaan, kapal, benteng dan wilayah jajahan. aset-aset ini kemudian diambil alih oleh Pemerintah Republik Batavia. 

daftar Gubernur Jenderal dari VOC:
  1. Pieter Both : 1610-1614, Gubernur Jenderal Pertama
  2. Gerard Reynst : 1614-1615, Transaksi pertama VOC dengan orang Arab
  3. Laurens Reael : 1615-1619, Pendirian Suratte
  4. Jan Pieterzoon Coen : 1619-1623, 1627-1629, Pendiri Kastel Batavia, terjadi peristiwa Pengepungan Batavia tahun 1628 dan 1629
  5. Pieter de Carpentier : 1623-1627, terjadi Pembantaian Amboyna
  6. Jacques Specx : 1629-1632, Renovasi Batavia
  7. Hendrik Brouwer : 1632-1636
  8. Antonio van Diemen : 1636-1645, Pembantaian Pulau Lamey
  9. Cornelis van der Lijn : 1645-1650, melakukan genjatan senjata dengan Mataram dan Banten
  10. Carel Reyniersz : 1650-1653
  11. Joan Maetsuycker : 1653-1678, terjadi Perang Gowa dan Pemberontakan Trunajaya
  12. Rijcklof van Goens : 1678-1681, berdirinya Simonstad
  13. Cornelis Janzoon Speelman : 1680-1684, terjadi penumpasan Pemberontakan Trunajaya
  14. Johannes Camphuys : 1684-1691
  15. Willem van Outhoorn : 1691-1704
  16. Joan van Hoorn : 1704-1709, Perang Tahta Jawa Pertama
  17. Abraham van Riebeeck : 1709-1713, Pencetus perkebunan kopi di Priangan
  18. Christoffel van Swol : 1713-1718
  19. Hendrick Zwaardecroon : 1718-1725, Perang Tahta Jawa Kedua
  20. Mattheus de Haan : 1725-1729
  21. Diederik Durven : 1729-1732
  22. Dirk van Cloon : 1732-1735
  23. Abraham Patras : 1735-1737, 
  24. Adriaan Valckenier : 1737-1741, terjadi Geger Pecinan di Batavia
  25. Johannes Thedens : 1741-1743, penumpasan Pemberontak Cina
  26. Gustaaf Willem baron van Imhoff : 1743-1750, Perang Tahta Jawa Ketiga
  27. Jacob Mossel : 1750-1761, Weltevreden dibangun
  28. Petrus Albertus van der Parra, 1761-1775, Weltevreden dibeli dari Jacob Mossel
  29. Jeremias van Riemsdijk : 1775-1777
  30. Reinier de Klerk : 1777-1780, pendirian Gedung Arsip dan Museum Gajah
  31. Willem Arnold Alting : 1780-1796, Perang Anglo-Belanda keempat
  32. Pieter Gerardus van Overstaten : 1796-1801, Bubarnya VOC, Weltevreden menjadi kediaman resmi Gubernur Jenderal Hindia Belanda

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tata Hukum Menggunakan Gelar Kebangsawanan Jawa

Sejarah Singkat Gerakan 30 September 1965 / PKI

Sejarah Singkat Kerajaan Keturunan Kartasura