Sri Sultan Hamengku Buwana I
Hamengku Buwana I adalah anak dari Susuhunan Amangkurat Jawa yang menjabat sebagai raja Kasunanan Kartasura. Lahir dengan nama Raden Mas Sujana yang kemudian berubah menjadi Pangeran Mangkubumi. Mangkubumi memiliki saudara terkenal yaitu Raden Mas Said atau Mangkunegara I dan Raden Mas Prabasuyasa atau Pakubuwana II.
Pada tahun 1742 Kedhaton Kartasura direbut oleh para pasukan pemberontak yang mengakibatkan para kerabat dan keluarga Susuhunan Pakubuwana II mengungsi ke desa Sala untuk membangun kerajaan baru di Surakarta. Peristiwa ini dinamakan "Boyong Kedhaton". Mangkubumi lah yang ditunjuk sebagai arsitek utama untuk pembangunan Keraton Surakarta. Pemberontakan yang masih berada di Kartasura kemudian ditaklukkan oleh VOC dan Cakraningrat IV. Pakubuwana kemudian memberikan sayembara untuk merebut kembali daerah Sukowati yang saat itu telah direbut Raden Mas Said yang memberontak karena Keraton Kartasura sudah dipengaruhi oleh Belanda. Mangkubumi lah yang kemudian berhasil merebut Sukowati kembali. Namun kemudian hadiah itu tidak diberikan Pakubuwana karena telah dipengaruhi VOC dan Patih Pringgalaya. Kemudian atas hinaan Baron van Imhoff di Keraton Surakarta, Mangkubumi kemudian pergi dari Surakarta dan bergabung dengan Raden Mas Said. Mulai saat itu terjadilah perang yang disebut Perang Tahta Jawa III. Perang ini terjadi sampai tahun 1752 karena terjadi perselisihan antara Mangkubumi dengan Raden Mas Said yang kemudian terjadi peperangan diantara keduanya. Setelah kekalahan yang Mangkubumi terima, maka dengan itu beliau memutuskan bergabung dengan VOC dan Pakubuwana III untuk memerangi Raden Mas Said. Permintaan ini diterima oleh VOC yang kemudian terjadilah perundingan yang diwakili oleh Nicolaas Hartingh. Pada perundingan terakhir, disepakatilah bahwa wilayah Surakarta akan dibelah menjadi 2 dengan bayaran wilayah Pesisir Utara Jawa disewakan kepada VOC sebesar 20.000 real. Perjanjian ini dilaksanakan tanggal 18 Februari 1755 di desa Giyanti dengan nama Perjanjian Giyanti. pada tahun 1755, diakuilah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat sebagai negara berdaulat. Mangkubumi kemudian mendirikan Keraton Yogyakarta di desa Garjitawati di dekat Umbul Pachetokan di Hutan Beringan. Beliau mendirikan keraton disebuah pesanggrahan yang sama namanya dengan nama desanya. tapi sebelum menempati keraton ini, beliau tinggal di Pesanggrahan Ambarketawang tempat istirahat iring-iringan dari para Raja Mataram. Keraton Yogyakarta memiliki persamaan dalam hal komplek dengan Keraton Surakarta karena arsiteknya adalah beliau sendiri.
VOC pernah meminta pasukan beliau untuk menumpas Raden Mas Said di Sita Kepyak. dikatakan pasukan Yogyakarta yang bergerak sebanyak 10.000 orang. namun VOC dan Mataram kalah melawan Raden Mas Said. Kemudian terjadi juga penyerangan Benteng Vredeburg di Yogyakarta yang kemudian terjadi penyerangan Keraton Yogyakarta. Hamengku Buwana I memerintahkan untuk menangkap Raden Mas Said namun gagal. pada tahun 1757, terjadi perpecahan wilayah di Surakarta yang dimaksudkan untuk memecah Surakarta menjadi wilayah Kasunanan dan wilayah Kaprajan yang akan didirikan oleh Raden Mas Said dengan gelar Kanjeng Gusti Adipati Aryo Mangkunegara I dengan nama perjanjiannya yaitu Perjanjian Salatiga. Pada masa pemerintahan Pakubuwana IV, terjadi perselisihan antara Sunan dengan Sultan yang dimana nama Mangkubumi digunakan oleh adik Sunan atas kehendak Sunan sendiri. Dikarenakan Sri Sultan masih hidup, beliau tidak menerima dan terjadilah perselisihan ini. VOC dan Mangkunegaran setuju untuk mendukung Yogyakarta untuk menyerang Surakarta dan membubarkan dewan penasihat spiritual dari Sunan Pakubuwana IV. pada tahun 1790, Yogyakarta kembali menjalin persatuan dengan Mangkunegaran untuk menjatuhkan Surakarta. dan akhirnya Surakarta menyerah kepada Yogyakarta dan membubarkan dewan penasihat spiritual Sunan Pakubuwana IV. Beliau meninggal di Keraton Yogyakarta, tanggal 24 Maret 1792 dengan menyisakan banyak sekali sejarah dan kesenian seperti Bedhaya Semang.
Pada tahun 1742 Kedhaton Kartasura direbut oleh para pasukan pemberontak yang mengakibatkan para kerabat dan keluarga Susuhunan Pakubuwana II mengungsi ke desa Sala untuk membangun kerajaan baru di Surakarta. Peristiwa ini dinamakan "Boyong Kedhaton". Mangkubumi lah yang ditunjuk sebagai arsitek utama untuk pembangunan Keraton Surakarta. Pemberontakan yang masih berada di Kartasura kemudian ditaklukkan oleh VOC dan Cakraningrat IV. Pakubuwana kemudian memberikan sayembara untuk merebut kembali daerah Sukowati yang saat itu telah direbut Raden Mas Said yang memberontak karena Keraton Kartasura sudah dipengaruhi oleh Belanda. Mangkubumi lah yang kemudian berhasil merebut Sukowati kembali. Namun kemudian hadiah itu tidak diberikan Pakubuwana karena telah dipengaruhi VOC dan Patih Pringgalaya. Kemudian atas hinaan Baron van Imhoff di Keraton Surakarta, Mangkubumi kemudian pergi dari Surakarta dan bergabung dengan Raden Mas Said. Mulai saat itu terjadilah perang yang disebut Perang Tahta Jawa III. Perang ini terjadi sampai tahun 1752 karena terjadi perselisihan antara Mangkubumi dengan Raden Mas Said yang kemudian terjadi peperangan diantara keduanya. Setelah kekalahan yang Mangkubumi terima, maka dengan itu beliau memutuskan bergabung dengan VOC dan Pakubuwana III untuk memerangi Raden Mas Said. Permintaan ini diterima oleh VOC yang kemudian terjadilah perundingan yang diwakili oleh Nicolaas Hartingh. Pada perundingan terakhir, disepakatilah bahwa wilayah Surakarta akan dibelah menjadi 2 dengan bayaran wilayah Pesisir Utara Jawa disewakan kepada VOC sebesar 20.000 real. Perjanjian ini dilaksanakan tanggal 18 Februari 1755 di desa Giyanti dengan nama Perjanjian Giyanti. pada tahun 1755, diakuilah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat sebagai negara berdaulat. Mangkubumi kemudian mendirikan Keraton Yogyakarta di desa Garjitawati di dekat Umbul Pachetokan di Hutan Beringan. Beliau mendirikan keraton disebuah pesanggrahan yang sama namanya dengan nama desanya. tapi sebelum menempati keraton ini, beliau tinggal di Pesanggrahan Ambarketawang tempat istirahat iring-iringan dari para Raja Mataram. Keraton Yogyakarta memiliki persamaan dalam hal komplek dengan Keraton Surakarta karena arsiteknya adalah beliau sendiri.
VOC pernah meminta pasukan beliau untuk menumpas Raden Mas Said di Sita Kepyak. dikatakan pasukan Yogyakarta yang bergerak sebanyak 10.000 orang. namun VOC dan Mataram kalah melawan Raden Mas Said. Kemudian terjadi juga penyerangan Benteng Vredeburg di Yogyakarta yang kemudian terjadi penyerangan Keraton Yogyakarta. Hamengku Buwana I memerintahkan untuk menangkap Raden Mas Said namun gagal. pada tahun 1757, terjadi perpecahan wilayah di Surakarta yang dimaksudkan untuk memecah Surakarta menjadi wilayah Kasunanan dan wilayah Kaprajan yang akan didirikan oleh Raden Mas Said dengan gelar Kanjeng Gusti Adipati Aryo Mangkunegara I dengan nama perjanjiannya yaitu Perjanjian Salatiga. Pada masa pemerintahan Pakubuwana IV, terjadi perselisihan antara Sunan dengan Sultan yang dimana nama Mangkubumi digunakan oleh adik Sunan atas kehendak Sunan sendiri. Dikarenakan Sri Sultan masih hidup, beliau tidak menerima dan terjadilah perselisihan ini. VOC dan Mangkunegaran setuju untuk mendukung Yogyakarta untuk menyerang Surakarta dan membubarkan dewan penasihat spiritual dari Sunan Pakubuwana IV. pada tahun 1790, Yogyakarta kembali menjalin persatuan dengan Mangkunegaran untuk menjatuhkan Surakarta. dan akhirnya Surakarta menyerah kepada Yogyakarta dan membubarkan dewan penasihat spiritual Sunan Pakubuwana IV. Beliau meninggal di Keraton Yogyakarta, tanggal 24 Maret 1792 dengan menyisakan banyak sekali sejarah dan kesenian seperti Bedhaya Semang.
Komentar
Posting Komentar
Kirimkan komentar yang bermanfaat dan membangun. Jangan berkomentar yang bersifar rasis, provokasi dan tidak bertanggung jawab. Silahkan jika ingin mengopy. Selamat berkomentar